search

Thursday, August 14, 2008

Fwd: Kisah Amerika Kuasai Papua

--- In mediacare@yahoogroups.com, RAHMAT YUNIANTO <r_yoen@...> wrote:

Kisah Amerika Kuasai Papua
 
Indonesia merdeka dari cengkraman penjajah Belanda pada 17 Agustus
1945. Namun, baru akhir tahun 1949, Kerajaan Belanda rela menyerahkan
semua bekas jajahannya ke Indonesia, kecuali wilayah Papua Barat.
Atas peran Amerika Serikat dengan Perjanjian New York, akhirnya pada
tahun 1962, Belanda menyerahkan Papua Barat ke Indonesia. Buntutnya,
tahun 1967, Pemerintah Indonesia memberikan kontrak penambangan
tembaga dan emas di Papua, selama 30 tahun. Amerika benar, karena
hampir tidak ada satu pun jenis kekayaan alam yang tidak ada di perut
bumi Papua.


Masih menurut sejarah, bicara kandungan sumber daya mineral dan
energi di perut bumi Papua, sudah dikenal luas sebelum perang dunia
kedua. Saat itu, tentu saja minyak bumi adalah komoditas yang paling
diburu untuk dieksploitasi.

Alkisah, pada tahun 1936, dalam ekspedisi pencarian minyak bumi,
seorang geologist Belanda bernama J.J. Dozy, menemukan sebuah bukti
yang kaya akan unsur tembaga. Sampel dari pegunungan itu pun
dibawanya untuk diteliti di Universitas Leiden Belanda. Hasilnya?
 
Baca selengkapnya: http://catatanrahmat.blogspot.com
 
 
 
Dari Aksi FBI Hingga Rusuh Abepura
 
Tanah ini saya punya tubuh
Gunung Nemangkawa ini Jangtungku
Danau Wonangon ini saya punya sum-sum
Kali ini saya punya nafas
Tetapi Kao sudah Makan saya
Kao tidak punya hati dan perasaan
Freeport dan Pemerintah, kamu sudah makan saya
Tidak sadarkah kamu ?
(Ungkapan Tangisan Mama Yosepha Alomang)

Siapa tak kenal satuan detektif investigasi, Polisi Federal Amerika
Serikat bernama FBI (Federal Bureau of Investigation) di negeri ini?
Jangan heran, bila banyak orang di tanah air tahu persis bagaimana
cara biro itu dalam menyelidiki sebuah kejahatan di negeri Paman Sam,
Amerika Serikat. Setidaknya, aksi mereka yang kerapkali menjadi
cerita di film-film keluaran Hollywood.

Nah, pada 6 Januari 2006, tim khusus FBI datang ke tanah air kita.
Persisnya, di Timika, Kabupaten Mimika, Papua. Kedatangan mereka ke
Papua, tentu saja bukan untuk shooting film Hollywood. Tapi, membela
koleganya, PT Freeport Indonesia, untuk sebuah penyidikan kasus yang –
tentu saja- merugikan kepentingan politik dan bisnis mereka di Papua.
 
Asal muasalnya begini....  
 
Baca selengkapnya: http://catatanrahmat.blogspot.com 
 
Jabat Jiwa
Rahmat
 

--- End forwarded message ---

No comments: